Kisah Mufti Aqliya yang Dibully Gendut hingga Nekat Diet Ketat, Kini Punya Tubuh Terlalu Kurus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari Raya Idul Fitri menjadi momen mengesankan bagi sebagian orang, karena bisa kembali berkumpul bersama keluarga besar. Namun, terkadang ada saja pertanyaan yang muncul dan merusak suasana Lebaran , salah satunya soal berat badan.
Meski terdengar sepele hanya basa-basi, tapi pertanyaan ini bisa saja mengubah kondisi mental seseorang. Inilah yang rasakan oleh Mufti Aqliya. Pria yang dikenal sebagai sosok periang ini berubah seketika hanya karena pertanyaan 'Kok gemukan?'.
Mufti Aqliya kala itu merasa dirinya kelebihan berat badan, padahal beratnya tidak sampai 100 kilogram. Tapi, karena sering dibully semakin gemuk oleh lingkungan sekitar dengan perkataan kasar, Mufti memutuskan untuk melakukan diet ketat.
Tak hanya mengurangi bahkan stop makan, Mufti juga mengonsumsi obat-obatan yang membuat dirinya mengalami penurunan berat badan drastis dalam 2 minggu. Obat penurun berat badan itu memberi efek samping yang beragam, mulai dari sering buang air besar (BAB) hingga buang air kecil (BAK).
Meski begitu, Mufti tetap mengkonsumsinya demi menurunkan bobot tubuh. Dia juga membatasi konsumsi karbohidrat dan garam atau biasa disebut sebagai diet mayo. Dan, segala caranya itu berhasil membuat berat badan Mufti turun. Tentu saja Mufti merasa senang dengan bentuk tubuhnya kala itu.
"Puas melihat berat badan yang mengalami penyusutan. Awalnya ditandai dengan strechmark dari area perut dan paha. Keliatan lah bedanya kalo sekarang udah kurusan," ucap Mufti saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Minggu (1/5/2022).
Tapi, kebahagian itu tak berlangsung lama. Selama satu minggu, Mufti mengaku jadi lebih mudah pusing, mual, bahkan sampai muntah. Ternyata, dia didiagnosis mengalami maag kronis oleh dokter akibat dietnya yang terlalu ekstrem.
"Agak sedih tapi tetap masih biasa aja, pikirku nggak apa-apa dan bakal sembuh," kata Mufti.
Diet ketat dengan alasan mau kurus memang tidak disarankan oleh dokter. Apalagi jika bukan alasan serius, hanya untuk estetika. Mufti pun tersadar bahwa ambisinya untuk kurus berakibat fatal bagi kesehatannya. Kini, dia akan memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Meski terdengar sepele hanya basa-basi, tapi pertanyaan ini bisa saja mengubah kondisi mental seseorang. Inilah yang rasakan oleh Mufti Aqliya. Pria yang dikenal sebagai sosok periang ini berubah seketika hanya karena pertanyaan 'Kok gemukan?'.
Mufti Aqliya kala itu merasa dirinya kelebihan berat badan, padahal beratnya tidak sampai 100 kilogram. Tapi, karena sering dibully semakin gemuk oleh lingkungan sekitar dengan perkataan kasar, Mufti memutuskan untuk melakukan diet ketat.
Tak hanya mengurangi bahkan stop makan, Mufti juga mengonsumsi obat-obatan yang membuat dirinya mengalami penurunan berat badan drastis dalam 2 minggu. Obat penurun berat badan itu memberi efek samping yang beragam, mulai dari sering buang air besar (BAB) hingga buang air kecil (BAK).
Meski begitu, Mufti tetap mengkonsumsinya demi menurunkan bobot tubuh. Dia juga membatasi konsumsi karbohidrat dan garam atau biasa disebut sebagai diet mayo. Dan, segala caranya itu berhasil membuat berat badan Mufti turun. Tentu saja Mufti merasa senang dengan bentuk tubuhnya kala itu.
"Puas melihat berat badan yang mengalami penyusutan. Awalnya ditandai dengan strechmark dari area perut dan paha. Keliatan lah bedanya kalo sekarang udah kurusan," ucap Mufti saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Minggu (1/5/2022).
Tapi, kebahagian itu tak berlangsung lama. Selama satu minggu, Mufti mengaku jadi lebih mudah pusing, mual, bahkan sampai muntah. Ternyata, dia didiagnosis mengalami maag kronis oleh dokter akibat dietnya yang terlalu ekstrem.
"Agak sedih tapi tetap masih biasa aja, pikirku nggak apa-apa dan bakal sembuh," kata Mufti.
Diet ketat dengan alasan mau kurus memang tidak disarankan oleh dokter. Apalagi jika bukan alasan serius, hanya untuk estetika. Mufti pun tersadar bahwa ambisinya untuk kurus berakibat fatal bagi kesehatannya. Kini, dia akan memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi kedepannya.